Penulis Selasih
Penerbit Balai Putaka
Catakan pertama - 1933
Cetakan keduapuluh delapan - 2011
Terdiri dari 20 bab
Saya termasuk penggemar baca buku karya sastra lama Indonesia, walau tidak terlalu banyak buku yang terakhir saya baca beberapa bulan lalu berjudul Kalau Tak Untung, buku yang menguras hati menjadi campur aduk, bukan hanya karena isinya membuat hati menjadi haru biru, tetapi ejaan bahasanya membuat saya mencari tahu makna tulisannya karena masih menggunakan ejaan lama dan sisipan bahasa Padang yang membuat saya belajar menggunakan nalar saya untuk memahami makna dari setiap tulisan, agar saya memahami keseluruhan isi buku yang saya baca.
Buku Kalau Tak Untung menceritakan kehidupan ditahun 1930-an, kejadian didalam buku terjadi dibeberapa tempat daerah Sumatera barat seperti Bonjol, Painan, Bukit Tinggi dan Medan Sumatera Utara. cerita dalam buku ini dimulai dari Bonjol kehidupan kedua keluarga yang masih ada hubungan kaum jauh antara keluarga Masrul yang kaya raya dan Rasmani. ibunya Rasmani menikah dengan Datuk Sinaro kehidupan mereka sangat miskin karena miskinnya kakaknya Rasmani yang bernama Dalipah sampai putus sekolah karena tidak ada biaya untuk bayar uang sekolah.
Masrul dan Rasmani sering berangkat sekolah bersama walau usia mereka beda beberapa tahun. bagi Rasmani, Masrul merupakan pelindungnya. ketika ditengah jalan mereka bertemu dengan kuda atau kerbau lepas, Masrul akan memegang erat-erat tangan Rasmani untuk lari dan menghindar, makin lama makin kariblah persahabatan mereka. Masrul merasa canggung kalau tak bersama Rasmani, demikian juga kebalikannya.
Rasmani berusia 15 tahun Masrul datang ke rumah Rasmani untuk pamitan bahwa dia akan pindah kerja ke Painan sebagai juru tulis dikantor. komunikasi Masrul dan Rasmani tetap berlangsung dengan surat-suratan , Masrul sangat pintar dan kehidupan Masrul berubah dia ketemu dengan gadis modern pintar dan kaya, niat hatinya untuk menikah dengan gadis itu disampaikannya kepada Rasmani, Rasmani membalas setiap surat yang dikirim Masrul isi balasan surat Rasmani selalu mendukung yang terbaik buat Masrul tetapi hatinya menderita, Rasmani yang bekerja sebagai guru SD di Minangkabau ia membekali dirinya dengan ketrampilan jahit menjahit ikut kursus bahasa Belanda, dan sibuk mengajar ngaji untuk melupakan orang yang dicintainya.
Sampai suatu hari surat dari Masrul datang yang menceritakan bahwa kehidupan pernikahannya kandas, Rasmani membuat surat kepada Masrul bahwa Masrul tidak boleh meninggalkan istrinya dan lain-lain .... enam bulan berlalu Masrul tidak ada kabar semakin hancur pikiran Rasmani memikirkan Mansur. sampai tiba-tiba Mansur datang kerumahnya di Minangkabau. betapa terkejutnya hati Rasmani. sampai lama mereka pandang-pandangan tak berkata sepatah kata pun juga sampai Rasmani menahan tangis di depan Masrul. hatinya teriris-iris pertemuan itu amat mengejutkan dan melukai hatinya yang telah rusak itu.
Masrul berkata "saya telah berhenti, Tek, dan anak-isti saya di Painan saya sekarang pulang ke kampung" mendengar itu Rasmani terkejut. setelah 3 bulan Masrul di Bonjol Masrul masih berkirim surat ke Rasmani di Minangkau, tapi tak satu pun isi suratnya menceritakan percintaan. membuat hati Rasmani semakin sakit. sampai bulan ke 4 Masrul pergi ke Medan untuk mencari pekerjaan, seminggu sampai di Medan Masrul mengirim surat kepada Rasmani bahwa Masrul sudah diterima kerja. Masrul mengirim surat untuk memutuskan hubungan mereka. sejak surat itu Rasmani menjadi sering sakit-sakitan sehingga akhirnya meninggal dunia.
Bagian penutup dari buku ini Masrul berkata " Oh mani, bahagia apa yang kudapat lagi....mana gadis yang akan serta dengan engkau.... cinta siapa yang menyerupai cintamu...Mani Dik, hukuman ini nyata untuk seumur hidup....
Kesan dari membaca buku ini :
* Memahami gaya percintaan jaman dulu melalui surat menyurat
* Memahami gaya bahasa ejaan jaman dulu walau sudah beberapa kali di revisi
Pesan dari membaca buku ini :
* Hargailah orang mencintai kita dengan tulus, sehingga kebahagian itu datang menghampiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar